Para tetua di nusantara ini memahami dan meyakini bahwa bumi ini disangga oleh kekuatan semesta yang bersemayam di Sapta Petala (dasar bumi). Para bijak menggambarkan dengan seekor penyu api yang disebut Bedawangnala dililit oleh dua ekor naga semesta yang disebut Naga Anantaboga dan Naga Besuki. Ketiganya menjaga kestabilan Ibu Pertiwi agar kokoh berada pada posisinya.
Dalam situasi tertentu, terjadi ketidakseimbangan tekanan energi di dasar bumi, maka kekuatan penyeimbang ini akan bergerak. Bedawangnala akan sedikit menggerakkan badannya atau sedikit menggeliat untuk mendapatkan keseimbangan yang baru, sehingga posisinya akan terasa lebih nyaman. Namun tetap dalam ikatan kedua naga tersebut.
Ketika Bedawangnala sedikit menggerakkan badannya, maka saat itu terjadi pergerakan di perut bumi, lempengan dasar bumi, dan pergerakan dapur magma. Hal ini akan memunculkan gempa bumi, gunung meletus, air laut bergejolak, dan dampak ikutan lainnya.
Para tetua jaman dahulu menyebutnya Bedawangnala di dasar bumi sedang “mekiyud”. Menggeliat sedikit untuk mendapatkan posisi yang lebih nyaman. Secara makro akan membawa keseimbangan baru baru di dasar bumi, bumi akan semakin kokoh dan stabil.
Demikian tutur lingsir / mitologi gugon tuwon. Ampura
#BedawangNala #NagaBesukiAnantaboga #MitologiGugonTuwon kanduksupatra.blogspot.com kibuyutdalu.blogspot.com
Komentar
Posting Komentar