Dalam kitab – kitab Purana dikisahkan Bhagawan Kasiapa memiliki dua orang prami yakni Dewi Diti dan Dewi Aditi. Anak – anak Dewi Diti disebut Ditya / Asura / Raksasa. Anak-anak dari Dewi Aditi disebut Aditya / para Dewa. Para Ditya dibimbing oleh seorang guru bernama Bhagawan Sukra, sedangkan para Dewa memiliki guru yakni Bhagawan Brihaspati.
Putra - putra Dewi Diti dan Dewi Aditi tak pernah akur. Para Asura terus - menerus menebar teror untuk memperebutkan kayangan / surga. Perseteruan ini berlangsung abadi. Sampai pada jaman ini pula para Asura terus menebar teror, kekacauan dan kengerian atas dasar ideologi yang dikatakannya sebagai “kebenaran” padahal sejatinya “kesesatan”.
Perilaku
para “Asura zaman now” sama sekali tak bisa diterima logika. Para Bhuta
Kala saja kalau “ngrubeda” (membuat kekacauan) masih memiliki etika. Tak
sampai mengorbankan anak - anak mereka untuk “aksi sesat” orang tuanya
atas dasar iming – iming surga.
Rupanya “doktrinasi” dan “brain wash” dari para “mahaguru” mereka telah meniadakan logika dan menghapus nuraninya. Sebuah keberhasilan dari sang mahaguru mengubah “manusia” menjadi para “Asura / Bebhutan”. Alih – alih ingin mendapatkan kemuliaan dari aksinya… malah sejatinya mereka jauh lebih hina dari para “Bebhutan” yang sebenarnya. Berharap pahala surga… justru terjerumus ke lembah neraka yang paling kelam, menjadi “kerak neraka”.
Kita tentu terpukul, sesak dada, dan menangis menyaksikan tragedi ini, tetapi ada pula yang bertepuk tangan gembira sambil mencari panggung. Namun ada satu kepastian yang dijamin oleh Hyang Maha Adil yakni “satyam eva jayate” kebenaran pasti menang. Untuk itu mesti kuat, tabah, sabar dan senantiasa nguncarang puja pangastuti kehadapan Hyang Siwa Mahadewa. Ampura….
#SatyamEvaJayate kanduksupatra.blogspot.com kanduksupatra.blogspot.com kibuyutdalu.blogspot.com
Rupanya “doktrinasi” dan “brain wash” dari para “mahaguru” mereka telah meniadakan logika dan menghapus nuraninya. Sebuah keberhasilan dari sang mahaguru mengubah “manusia” menjadi para “Asura / Bebhutan”. Alih – alih ingin mendapatkan kemuliaan dari aksinya… malah sejatinya mereka jauh lebih hina dari para “Bebhutan” yang sebenarnya. Berharap pahala surga… justru terjerumus ke lembah neraka yang paling kelam, menjadi “kerak neraka”.
Kita tentu terpukul, sesak dada, dan menangis menyaksikan tragedi ini, tetapi ada pula yang bertepuk tangan gembira sambil mencari panggung. Namun ada satu kepastian yang dijamin oleh Hyang Maha Adil yakni “satyam eva jayate” kebenaran pasti menang. Untuk itu mesti kuat, tabah, sabar dan senantiasa nguncarang puja pangastuti kehadapan Hyang Siwa Mahadewa. Ampura….
#SatyamEvaJayate kanduksupatra.blogspot.com kanduksupatra.blogspot.com kibuyutdalu.blogspot.com
Komentar
Posting Komentar